-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Bercerita. Sarana Merubah Pola Fikir Generasi

Rabu, 15 Juni 2022 | Rabu, Juni 15, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-15T10:14:25Z
iklan

GUSMIZAR


Oleh : Gusmizar, S.Ag

Pranata Humas Ahli Muda

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat


MEMBACA buku cerita, selanjutnya menceritakan isi buku kepada orang lain, merupakan dua hal yang berbeda, dan dilaksanakan antara satu orang dengan orang lain, atau lebih. Ketika seseorang membaca buku cerita, maka yang bersangkutan membaca buku secara sendiri (mandiri). Bercerita atau membaca buku cerita, artinya disampaikan untuk orang lain.


Kegiatan bercerita, sebaiknya mulai dilakukan orang tua kepada putera/puterinya yang telah berusia dua tahun ke atas. Jean Piaget, salah seorang psikolog (dalam MAL-ED Network Investigators pada tahun 2018) berpendapat, akhir-akhir ini perkembangan kognitif setiap anak dapat menggunakan akal atau logikanya untuk berpikir (sederhana).


Sementara, untuk anak yang berusia di bawah dua tahun, maka anak-anakyang dimaksud masih belajar melalui sensori atau kemampuan inderanya. Seiring hal itu, akan lebih mudah dan epektif bagi orang tua untuk bercerita kepada anak yang berusia dua tahun ke atas. Karena mereka akan lebih mudah tahu dan memahami apa yang diceritakan kepadanya.


Pertanyaanya adalah, Apakah Anda tahu bahwa bercerita pada anak memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembangnya?. 


Menurut National Storytelling Network Amerika. Bercerita, merupakan salah satu bentuk seni interaktif dalam menggunakan atau menguraikan kata dan tindakan. Dalam rangka memberikan penjelasan tentang elemen serta gambar-gambar dari sebuah cerita yang disampaikan, upaya merangsang imajinasi pendengarnya.


Kegiatan bercerita, melibatkan interaksi dua arah yang terjadi antara pembaca cerita dan pendengarnya pada suatu lempat (lokasi). Di saat bercerita, pembaca cerita dan pendengarnya dapat mengembangkan imajinasi mereka secara bersamaan. Pembaca cerita pun tidak terbatas, hanya sekedar membaca teks yang ada dalam buku tersebut.


Seiring hal itu, hari Selasa, 14 Juni 2022 kemarin, Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat, melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan setempat, melakanakan Lomba Bercerita Tingkat Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kabupaten Pasaman Barat. Kegiatan yang digelar di halaman kantor dinas itu dibuka Wakil Bupati, Risnawanto.


Wakil Bupati, Risnawanto, ketika membuka kegiatan itu menjelaskan, seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi dan informasi (TI), disusul makin mudahnya mendapatkan dan memanfaatkan fasilitas TI dimaksud, seperti handphon (HP) yang memakai aplikasi android, membuat minat baca atau mendengarkan cerita, makin menurun.


Seiring hal itu, ulasnya, maka salah satu media popular dimanfaatkan setiap anak atau generasi muda, sehingga mengasikkan mereka dalam dunia itu adalah pemanfaatan HP atau akrab bagi kalangan anak muda dengan gadged. Gadged merupakan istilah dari nahasa Inggris, yang artinya adalah perangkat elektronik kecil dan memiliki fungsi khusus.


Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah, unsur “kebaruan”. Artinya, pada setiap harinya,gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru, membuat hidup manusia, terutama generasi penerus, malah tidak terabaikan anak usia pra sekolah, membuat mereka terpana dengan informasi yang disajikan di gadged dimaksud.


“Dulu setiap orang tua, selagi ada waktu dan kesempatan selalu mendongeng, menceritakan sesuai hal, termasuk kisah seseorang kepada putera/puterinya. Malah melalui cerita yang dimaksud, membuat si anak keasikan, sehingga dirinya (anak) tidur. Apa yang diceritakan orang tua, akan diingat hingga anak bersangkutan dewasa”, ucapnya.


Akibat perkembangan zaman dan kian mudahnya mengakses fasilitas TI, seperti HP android dan gedged, generasi penerus akan terlena, malah terbuai oleh konten-konten yang disajikan selanjutnya disaksikan di HP atau gadged diaksud. Saat ini, anak yang bisa memegang HP atau gadged, bisa memanikan apa yang ada dan dituangkan di fasilitas TI dimaksud. 


Sebenarnya, ulas Risnawanto, buka hanya minat baca atau bercerita bagigeneraso penerus yang kurang, malah asik dengan kegiatannya sendiri. Anak-anak zaman saat ini, tidak punya mental bercerita di depan khalayak ramai. Untuk itu, melalui lomba bercerita dilaksanaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat, diharapkan dapat meningkatkan kembali kegemaran membaca dan bercerita bagi anak.


Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat, Muharram, menjelaskan, lomba bercerita bagi siswa tingkat SD/MI ini, diselenggarakan dalam rangka memupuk rasa percaya diri, menciptakan kekuatan mental generasi, teritama para siswa, agar tampil dalam berbagi kegiatan yang bermanfaat, serta menumbuhkembangkan kecintaan akan budaya Nusantara.


Peserta lomba terdiri dari pelajar SD/MI, tambahnya, merupakan perwakilan seluruh Korwil Pendidikan setiap kecamatan se Pasaman Barat. Dewan juri pada kesempatan itu, adalah penggiat literasi Pasaman Barat. Kepada para peraij juara, diberikan hadian berupa uang pembinaan sesuai kelasnya, tropy lepas, dan piagam penghargaan.

Judul cerita yang dilombakan meliputi Misteri Lubuk Emas Sikabau (Koto Balingka), Kaum Bagindo Bujang (Legenda Gunung Tuleh), Muaro Batang Sikabau (Lembah Malintang), Asal Usul Nagari Aia Bangih (Sungai Beremas), Asal Usul Bancah Galamai (Talamau), Hikayat Pinang Sundari dan Kain Panibo (Luhak Nan Duo), dan Inyiak Buya *Lubuak Landur dari Kecamatan* Pasaman. (*)

iklan
×
Berita Terbaru Update