-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kepala KUA Sungai Beremas, Ikuti Rapat Penanggulangan Stunting

Kamis, 14 Juli 2022 | Kamis, Juli 14, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-07-14T13:22:40Z
iklan

Rapat Penanggulangan Stunting 



Pasaman Barat, smartsumbar.com - Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sungai Beremas, Armadi, Kamis (14/7) mengikuti rapat evaluasi penanganan dan penanggulangan stunting di aula kantor Walinagari setempat, Air Bangis.


Rapat dan evaluasi penanggulangan stunting tingkat kenagarian yang dilaksanakan pemerintah kenagarian setempat, juga diikuti pihak UPT Dinas Kesehatan, Puskesmas Air Bangis, ketua Bamus (Badan Musyawarah) nagari, dan pihak terkait lain se Kenagarian Air Bangis.


Kepala KUA Sungai Beremas, Armadi, usai rapat itu menyampaikan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir tetapi, kondisi stunting baru muncul setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek ( stunted ) dan sangat penting ( severety stunted ) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006.


Tim dari Puskesmas Air Bangis, melalui rapat itu mengakui, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan angka yang cukup menggembirakan terkait masalah stunting. Angka stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 persen pada Riskesdas 2013 menjadi 30,8 persen pada Riskesdas 2018. Meski tren stunting mengalami penurunan, hal ini masih berada di bawah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu kurang dari 20 persen. Persentase stunting di Indonesia secara keseluruhan masih tergolong tinggi dan harus mendapat perhatian khusus.


Sebelum membicarakan lebih jauh tentang upaya pencegahan stunting yang dapat kita lakukan, sebaiknya kita juga mengetahui tentang penyebab stunting itu sendiri. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Beberapa penyebab stunting sebagai berikut :


Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kekurangan pengetahuan mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan kelahiran.

Masih terbatasnya kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care) atau layanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, post natal care atau setelah melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas.

Masih kekurangan akses rumah tangga/ keluarga pada makanan bergizi

Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan di atas, telah berkontribusi mm pada masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia dan karenanya diperlukan rencana intervensi yang komprehensif untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia. (gmz)

iklan
×
Berita Terbaru Update