-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Guru MTsN 4 Pasaman Barat, Ikuti Workshop IKBC

Selasa, 02 September 2025 | Selasa, September 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-02T10:15:37Z
iklan

Pembukaan workshop KBC di MTsN 4 Pasaman Barat 

 



Pasaman Barat, smartsumbar.com, - Pendidik di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Pasaman Barat, Senin hingga Rabu, 1 - 3 September 2026, mengikuti workshop IKBC dan Depp Learning di aula madrasah itu, Simpang Empat.


Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Cinta dan Depp Learning selama tiga hari itu, dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Rali Tasman, Hadir pada kesempatan itu, Kepala madrasah, Syamsu, para wakil kepala, Kaur Tata Usaha, Rahmadi, dan Pranata Humas Ahli Muda KantorPendidik MTsN 4 Pasaman Barat, Ikuti Workshop IKBC dan Depp Learning


Pasaman Barat, Rakyat Sumbar- - Pendidik di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Pasaman Barat, Senin hingga Rabu, 1 - 3 September 2026, mengikuti workshop IKBC dan Depp Learning di aula madrasah itu, Simpang Empat.


Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Cinta dan Depp Learning selama tiga hari itu, dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Rali Tasman, Hadir padadi  kesempatan itu, Kepala madrasah, Syamsu, para wakil kepala, Kaur Tata Usaha, Rahmadi, dan di Pranata Humas Ahli Muda Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Gusmizar.


Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Rali Tasman, saat membuka kegiatan itu, sampaikan,  Kementerian Agama RI menggagas penerapan kurikulum berbasis cinta, sebagai acuan dalam penerapan PBM (Proses belajar mengajar) antara pendidik dengan peserta didiknya di setiap lembaga pendidikan, sesuai jadwal dan satuan pendidikan masing-masing.


IKBC dan depp learning di satuan pendidikan, ulas Kepala Kantor lagi, menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.


Pendidikan karakter di Indonesia, kata Kepala Kantor, membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.


Hingga saat ini, ulasnya, masih ada fenomena di sejumlah pelajar yang menunjukkan sikap intoleran, saling menyalahkan, bahkan membenci satu sama lain karena perbedaan keyakinan. Hal ini, kata Amien, sering kali terjadi tanpa disadari sejak dini.


Kurikulum cinta, hadir sebagai solusi melalui insersi nilai-nilai keberagaman dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama, seperti dilaksanakan di setiap satuan pendidikan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat.


Kurikulum ini, kata Rali Tasman, menekankan empat aspek utama. Pertama, membangun cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah). Anak-anak sejak dini dibiasakan memperkuat hubungannya dengan Allah SWT, melalui menjalankan setiap yang disuruh dan menjauhi larangan-Nya.


“Kedua, membangun dan cinta kepada sesama manusia, apa pun agamanya. Anak-anak harus dibiasakan dengan keberagaman, membangun hablum minannas yang kuat,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat itu.


Kepala MTsN 4 Pasaman Barat, Syamsu, katakan, sebagai narasumberj pada kegiatan tiga hari itu, Lenni, Widyaiswara dari BDK (Balai Diklat Keagamaan) Padang, Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Suharjo, dan Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad), Hilaluddin. (gmz) Kementerian Agama Pasaman Barat, Gusmizar.


Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Rali Tasman, saat membuka kegiatan itu, sampaikan,  Kementerian Agama RI menggagas penerapan kurikulum berbasis cinta, sebagai acuan dalam penerapan PBM (Proses belajar mengajar) antara pendidik dengan peserta didiknya di setiap lembaga pendidikan, sesuai jadwal dan satuan pendidikanyang  masing-masing.


IKBC dan depp learning di satuan pendidikan, ulas Kepala Kantor lagi, menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.


Pendidikan karakter di Indonesia, kata Kepala Kantor, membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.


Hingga saat ini, ulasnya, masih ada fenomena di sejumlah pelajar yang menunjukkan sikap intoleran, saling menyalahkan, bahkan membenci satu sama lain karena perbedaan keyakinan. Hal ini, kata Amien, sering kali terjadi tanpa disadari sejak dini.


Kurikulum cinta, hadir sebagai solusi melalui insersi nilai-nilai keberagaman dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama, seperti dilaksanakan di setiap satuan pendidikan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat.


Kurikulum ini, kata Rali Tasman, menekankan empat aspek utama. Pertama, membangun cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah). Anak-anak sejak dini dibiasakan memperkuat hubungannya dengan Allah SWT, melalui menjalankan setiap yang disuruh dan menjauhi larangan-Nya.


“Kedua, membangun cinta kepada sesama manusia, apa pun agamanya. Anak-anak harus dibiasakan dengan keberagaman, membangun hablum minannas yang kuat,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat itu.


Kepala MTsN 4 Pasaman Barat, Syamsu, katakan, sebagai narasumberj pada kegiatan tiga hari itu, Lenni, Widyaiswara dari BDK (Balai Diklat Keagamaan) Padang, Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Suharjo, dan Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad), Hilaluddin. (gmz)

iklan

klan ukuran 250px x 250px

×
Berita Terbaru Update