![]() |
| Gusmizar |
Oleh : Gusmizar
Pranata Humas Ahli Muda pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat dan Pratisi Jurnalistik di Pasaman Barat
DI era digital semakin berkembang pesat, Kementerian Agama, termasuk di linhkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaaten Pasaman Barat, dihadapkan pada tantangan besar, berupa penyampaian informasi cepat, tepat, dan bermanfaat kepada publik.
Perkembangan dan keterbukaan informasi publik, melalui sistem digital dan dalam hal pemanfaatan fasilitas (jaringan) internet menuntut semua pihak, termasuk para praktisi humas, lebih adaptif, peka dan responsif terhadap perubahan zaman.
Era Digital, Tantangan Baru untuk Humas
Era digital, membawa perubahan besar pada berkomunikasi. Informasi kini tersebar begitu cepat dan mencapai audiens luas dalam hitungan detik. Keberadaan media social, masyarakat memiliki akses lebih mudah terhadap berbagai informasi.
Sebagai lembaga publik, Kementerian Agama hadir dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk itu, lembaga (Kementerian Agama) bersama suber daya manusia, perlu memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah informasi lengkap, jelas, bermanfaat, dan tepat waktu.
Tugas dan peran praktisi humas, seperti di lingkungan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, bukan hanya sekadar menyampaikan pesan atau informasi di lembaga yang bersangkutan, tetapi menjaga citra dan hubungan baik dengan masyarakat.
Oleh karena itu, Person in Change Humas (PIC Humas) setiap satuan kerja (Satker) Kementerian Agama, khusus di Pasaman Barat, harus terus meningkatkan kemampuan komunikasi, baik secara teknis maupun dalam memahami dinamika media digital, yang terur berkembang.
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Publikasi
Untuk meningkatkan kualitas kerja kehumasan, melalui pemanfaatan media sosial, teknik penulisan berita, sekaligus pengelolaan isu yang tepat di platform digital. Praktisi humas juga berperan untuk meningkatkan citra dan pelayanan public, terutaa di wilayah kerjanya.
Setiap PIC Humas memanfaatkan platform digital secara baik dan optimal, sesuai aturanna. Program atau capaian di Satker harus dipublikasikan secara luas dan efektif pada setiap kegiatan. Namun, harus memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Pengelolaan Media Sosial yang Tepat
Sebagai bagian dari strategi komunikasi publik, media sosial menjadi platform yang sangat vital. Kecepatan penyebaran informasinya memberikan peluang besar bagi lembaga untuk menjangkau audiens lebih luas.
Dalam hal peningkatan kualitas sumbedaya, Humas perlu dibekali ilmu pengetahuan tentang cara memanfaatkan media social, seperti facebook, instagram, youtube dan yang lain, sehingga saat menyampaikan berita atau informasi menjadi jelas, menarik, sesuai karakteristik dan platformnya.
Responsif Terhadap Isu dan Krisis
Di era digital, isu atau krisis dapat berkembang sangat cepat dan menyebar luas. Dalam situasi seperti ini, penting bagi praktisi humas untuk dapat merespons dengan cepat dan tepat. Salah langkah dalam merespons isu bisa berdampak besar pada opini publik.
Sebagai PIC Humas, harus selalu memantau isu yang berkembang, jika bernilai negatif atau krisis, tentu harus berkoordinasi dengan pimpinan dan menyiapkan respons yang sesuai. Sedikit saja isu negatif itu terlambat disikapi, naka bisa mempengaruhi persepsi publik.
Kolaborasi dan Etika dalam Komunikasi
Selain keterampilan teknis, para PIC Humas juga diingatkan untuk menjaga etika komunikasi dalam menyampaikan informasi. Kejujuran, akurasi, dan tanggung jawab adalah prinsip dasar yang harus selalu dipegang teguh oleh praktisi humas.
Humas selalu memastikan, informasi disampaikan dapat dipertanggungjawabkan, dan hindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi, apalagi mengakibatkan serahnya masyarakat. Sebagai aparatur sipil Negara (ASN), Humas harus menjaga netralitas dan tidak memihak.
Membangun Jaringan dan Kolaborasi Antar PIC Humas
PIC Humas yang tersebat di berbagai satuan kerja, seperi Kantor Urusan Agama (KUA) dan madrasah negeri di lingkungan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, agar terus memperkaya diri dengan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan tingkatkan komunikasi.
Dengan komitmen yang kuat dan kemampuan yang terus diasah, diharapkan para praktisi humas Kementerian Agama dapat lebih responsif, kreatif, dan efektif dalam menjalankan tugasnya, serta mampu menciptakan citra positif Kementerian Agama di mata publik. (*)
