-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jalan LintasTerdekat, Pasbar-Sumut Melalui Sawah Mudik Pernah Dibicarakan Zaman Penjajahan

Selasa, 07 April 2020 | Selasa, April 07, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-04-07T03:09:56Z
iklan
Mislan Lubis St, Parlagutan Ninik Mama Sabajulu, Mantan Ketua KAN Nagari Batahan

Pasaman Barat, smartsumbar.com------Adalah masyarakat Jorong  Sawah Mudik (Sabajulu) dan Sigantang Nagari Persiapan Batahan Utara Kecamatan Ranah Batahan Kabupeten Pasaman Barat (Pasbar), dahulu kala mereka berjalan kaki sampai ke Daerah Maga Huta Baringin Madina Sumatera Utara.

Informasi yang diperoleh media ini menyebutkan, untuk kepentingan memperoleh bahan-bahan harian dan perdagangan, ketika masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1930-an, warga Sawah Mudik berjalan kaki menelusuri jalan setapak atau jalan rintisan menuju Kekuriahan Maga. Bisanya berangkat pagi hari, sampai ke sana menjelang Magrib.

Hal ini diuangkapkan oleh Ninik Mamak Sabajulu, Mislan Lubis St. Parlagutan, yang juga Mantan Ketua KAN Batahan, menjawab pertanyaan smartsumbar.com belum lama ini di Kediamannya Sabajulu Ranah Batahan. Menurutnya, sesuai cerita para tetua di kampung, kekerabatan dan hubungan silaturrahmi anatara Sabajulu dengan Kekuriahan Maga terjalin sangat erat.

“Sebenarnya tidak hanya kepentingan dagang, tapi juga saling kunjung-mengunjungi ketika ada  duka atau acara atau hajad perhelatan, baik warga Sawah Mudik dan Padang Sanggar, Huta Onas (Masih Kekuriahan Maga), selalu terjalin dengan baik, “ tutur Mislan.

Jembatan Provinsi di Aek Nabirong Pasaman Barat
Ketika itu, layaknya masih zaman sebelum kemerdekaan, untuk aktifitas perbelanjaan atau pusat perdagaangan yang terdekat dari Sabajulu (Kampung Tertua di Ranah Batahan), hanya ada dua pilihan, yakni ke Kuriahan Air Bangis atau Kekuriahan Maga Sumatera Utara. Kedua lokasi ini hanya dapat dilalui dengan jalan kaki. Ini disebabkan tidak adanya kenderaan dan juga kondisi jalan yang hanya dapat ditempuh dengan lancar apabila berjalan kaki.

“Orang disini lebih banyak  ke Maga karena disana lebih lengkap, dibanding di Air Bangis yang ketika dahulu lebih banyak memperoduksi iklan laut, “ sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan, sebenarnya ketika masa Belanda sekitar tahun 1935, sudah ada perencanaan membangun jalan Pasbar-Sumut melalui Silaping-Sabajulu terus ke Maga. Bahkan sudah pernah akan diadakan pertemuan dengan ketiga kekuriahan (Maga-Ranah Batahan dan Air Bangis) di Air Bangis. Namun belum sempat duduk bersama, alias gagal karena adanya perbedaan persepsi dan budaya.

“Jika dahulu ada kata sepakat, memang rencana awal dari Sawah Mudik ini jalan tembus ke Madina. Namun akhirnya dirintis dan dibuka jalan lain, yakni yang melalui Lintas Barat saat ini lewat Simpang Gambir, “jelasnya.

Dengan mengemukanya kembali usulan agar Jalan terdekat Pasbar-Madina dari Aek Nabirong-Sawah Mudik- Sigantang terus ke Madina , menurut Mislan adalah sangat baik untuk diprogramkan. Sebab, selain jalannya lebih dekat dibanding Jalan Lintas Barat saat ini, juga tidak ada medan berat, dan tidak perlu ada jembatan karena tidak melintasi sungai.

Sebagian Jalan dari Aek Nabirong menuju Saweah Mudik sudah pengaspanan
oleh Pemerintah Provinsi Sumbar
“Saya rasa sangat menguntungkan bagi perekonomian dan kemajuan daerah baik Pasbar dan Madina jika jalan tembus ini dibangun. Apalagi sudah ada Jembatan Provinsi di Aek Nabirong, jalan ke Sawah Mudik juga sudah lebar dan sebagian telah diaspal, tinggal menembus atau penerobosan dari Ujung Sigantang ke perbatasan, “tambahnya.

Dijelasnkan bahwa, jarak ke perbatasan dari Sigantang paling jauh sekitar 12 KM (sebagian orang menyebut 10 KM). Baru kemudian Pemerintah Madina atau sumut mempertemukan jalan pula ke perbatasan. Dengan artian kedua daerah baik Pasbar ataupun Madina atau kalau perlu pemerintah Provinsi Sumbar dan Sumut dapat melakukan kesepakatan program.

“Nanti kalau situasi pandemik Covid-19 ini sudah reda dan kondisi nasional telah pulih, saya rasa ada baiknya Bupati Pasbar melalukan pertemuan denga Bupati Madina, untuk membicarakan program ini sebelum diajukan ke provisni atau pusat, “saran Mislan.

Sebelumhya sebagaimana diberitakan media ini, salah seotrangTokoh Masyarakat yang juga Perintis Lokasi Wisata Peridon Lubuk Manggis Aek Nabirong, Najjar Lubis, menilai perlunya dukungan persetgujuan Dinas PUPR provinsi Sumatera barat, terhadap usulan masyarakat untuk pembukaan Jalan Lintas ke Madina Sumatera Utara yang terdekat dari Pasbar.

Jalur itu adalah dari Kawasan Aek Nabirong menuju Kampung Pinang (Lokasi TMMD saat ini) terus ke Sawah Mudik – Sigantang dan Madina Sumatera Utara. Hanya perlu membangun jalan sekitar 10 KM katanya sudah sampai ke perbatasan. Lalu, jalin kerjasama dengan Madina Sumut untuk menyambung jalan perbatasan yang hanya beberapa kilometer.

Dibanding Jalan Lintas Barat saat ini yang melalui Kampung Baru- Taming Batahan-Simpang gambir – Madina menurut Najjar, justru lebih dekat sekitar 70 KM, jika melalui Aek Nabirong- Sawah Mudik-Sigantang- Madina.

Untuk itu ia berharap proposal yang diajukan yang telah tanda tangani perwakilan dua kecamatan (Ranah Batahan dan Koto Balingka) kiranya dapat disetujui dan Pemprov Sumbar mealalui instansi terkait dan dapat mengalokasikan dana untuk pembanguan jalan tempus ke Sumatra Utara tersebut.

“Diperkirakan hanya sepanjang 10 kilometer lagi dari ujung Jorong Sigantang sudah sampai ke perbatatasan Madina. Dan tidak ada medan yang berat karena zaman dahulu sudah sering dilewati warga disana untuk keperluan berdagang. Jadi sangat menguntungkan untuk perekonomian masyarakat jika jalan ini dibangun, “jelas Najjar

Lebih lanjut dikatakan, proposal pembangunan jalan tembus Sumatra Barat ke Sumatra Utara ini, selain memperlancar transpor kedua provinsi, potensi perekonomian Pasbar seperti pengembangan Teluk Tapang dan lainnya, akan berdampak baik karena adanya Jalan lintas Sumaterta Utara yang lebih dekat. ***arwin/irtiz
iklan
×
Berita Terbaru Update