![]() |
Tim BRIN saat di Surau Lubuk Landur |
Pasaman Barat, smartsumbar.com, - Peneliti pusat riset manuskrip, literatur, dan tradisi lisan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, selama dua hari, Kamis dan Jumat, 15-16 Mei 2025, lakukan penelitian di wilayah Kabupaten Pasaman Bara.
Penelitian dimaksud mencakup sekaligus dilakukan beberapa peneliti, yaitu Zulkarnain Yani, Musfeptial, Daratullaila Nasri dan Mashuri.
"Indonesia adalah negara yang kaya dengan ragam adat-istiadat, budaya, seni, tradisi dan ritual yang harus terus dilestarikan. Kekayaan budaya, tradisi, seni dan ritual hingga saat ini masih belum begitu diperhatikan oleh para peneliti", kata Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, diwakili Kepala KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Pasaman, Ilfan Jasri, yang mendampingi Tim BRIN Indonesia di Lubuk Landur, Kecamatan Pasaman.
Hingga saat ini, masih ada masyarakat yang belum begitu mengenal dengan baik tradisi dan ritual yang ada di masyarakat. Salah satunya tradisi yang ada di masyarakat dan masih terus dilaksanakan yaitu tradisi palangkahan yang ada di Minangkabau.
Tradisi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang lestari di masyarakat karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Palangkahan merupakan cara pandang yang bijak terhadap masa depan berkaitan dengan strategi, perencanaan, perkiraan dan perhitungan yang tepat untuk melakukan aktivitas.
Riset ini, jelasnya lagi, membahas tradisi palangkahan yang ada di kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat tepatnya di Surau Lubuak Landua di Kecamatan Pasaman.
Didampingi oleh Ilfa Jasri, Kepala KUA Kecamatan Pasaman, para peneliti berjumpa dan berdiskusi dengan Buya Lubuak yaitu Khalifah Labay Nuzirman, yang didampingi oleh muridnya Amrullah Khatib.
Dalam penjelasan, bahwa Palangkahan tersebut masih dilakukan oleh masyarakat, bukan hanya pada persoalan mencari pendamping hidup, berdagang, membuka usaha, juga berkaitan dengan politik. (gmz)