![]() |
Kabid Penais Zawa (dua dari kanan) saat melakukan pembinaan |
Pasaman Barat, smartsumbar.com, - Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat, diwakili Kabid Penerangan Agama Islam dan Zakat Wakaf (Penais Zawa), Abrar Munanda, Kamis (14/8) memberikan pencerahan kepada Penyuluh Agama Islam (PAI) dari lima kecamatan se Pasaman Barat.
Pembinaan penyuluh agama Islam bersama Kabid Penais Zawa Kanwiil, Abrar Munanda di aula gedung PLHUT (Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu) dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat,, Rali Tasman, Kasi Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam, Asriwan, dan Penyelenggara Zakat Wakaf, Gusnifar..
Kabid Penais Zawa, Abrar Munanda, menyampaikan, salah satu tugas Penyuluh Agama Islam, seperti di Pasaman Barat, ketika menjalankan peran dan fungsi fungsinya di tengah masyarakat adalah memberikan penyejuk, kedamaian dan suluh di saat umat butuh.
Pasaman Barat, sebagai daerah yang berada di kawasan pesisir pantai berat Sumatera, daerah perbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal (Madina)! Sumatera Utara, didiami penduduk yang multi etnis, majemuk dari suku, agama, adat istiadat dan budaya., Penyuluh Agama Islam harus tampil di tengah perbedaan itu.
Selain itu, binaan yang dilaksanakan setiap penyuluh harus jelas, terarah dan terukur. Penyuluh agama Islam yang berada dalam naungan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam, maka bekerjalah sesuai yang tertuang dalam pointer kerja di lingkungan Ditjen Bimas Islam.
Bukan menjadikan lembaga TPQ (Taman Pendidikan Qur'an), Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) dan lembaga didikan subuh sebagai objek binaan. Secara kelembagaan, TPQ, MDT dan didikan subuh bukan berada dalam naungan Dirjen Bimas Islam, tapi di jajaran Dirjen Pendidikan Islam (Pendis).
Jika, katanya, ada di antara penyuluh agama Islam, tetap aktif sebagai pengasuh atau pengajar di TPQ, MDT dan didikan subuh, maka jadikanlah kegiatan di lembaga pendidikan non formal tersebut sebagai pengabdian, bukan objek binaan..
Sebaliknya, kata Kabid Penais Zawa, jika ada pointer dari uraian tugas Penyuluh Agama Islam, berkaitan dengan pendidikan, maka tampil dan berperanlah sebagai pengasuh orang-orang yang mengalami buta baca-tulis Al-Qur'an kepada kelompok binaan yang dibentuk, seperti kelompok yasinan, kelompok lanjut usia, kelompok nelayan, kelompok wanita tani, dan sebagainya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Rali Tasman, sampaikan, penyuluh agama harus melengkapi diri dengan pengetahuan yang mumpuni serta menjadi penerang di tengah masyarakat.
"Mari berbenah untuk menjadi penyuluh yang profesional. Penyuluh adalah garda terdepan dalam mendekatkan umat kepada ajaran agama yang diyakini. Tugas yang diemban harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik," ingatnya. (gmz).